Langsung ke konten utama

Kepribadian dan Hati Nurani




Nama      : Aurel Virginia Monica Keintjem
NPM         : 11519189
KELAS     : 1PA07
MATKUL : ILMU BUDAYA DASAR

Kepribadian dan Hati Nurani

A. Id, Ego, dan Super Ego.
1. Id
Menurut Sigmund Freud, Id merupakan sumber segala energi psikis sehingga Id merupakan komponen utama dalam kepribadian. Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan timbul kecemasan dan ketegangan. Menurut Freud, Id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan dengan proses utama yang melibatkan proses dalam pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan. Sebagai contoh adalah ketika merasa lapar atau haus maka akan segera memenuhi kebutuhan tersebut dengan makan atau minum sampai id tersebut terpenuhi.
2. Ego
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan proses sekunder adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukannya suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Dengan kata lain fungsi ego adalah menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
3. Superego
Superego adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanam oleh adat-istiadat, agama, orangtua, dan lingkungan. Superego hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar. Id, Ego dan Superego saling mempengaruhi satu sama lain, ego bersama dengan superego mengatur dan mengarahkan pemenuhan id dengan berdasarkan aturan-aturan yang benar dalam masyarakat, agama dan perilaku yang baik atau buruk.
 Menurut Sigmund Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara Id,ego,dan super ego

B. Superego dan Hati Nurani
Menurut saya hati nurani dan superego adalah dua hal yang berbeda. Hati nurani adalah kekuatan dalam hati sesorang yang selalu memberika penilaian benar dan salah, baik dan buruk, atas perbuatan yang dilakukan. Walaupun sama-sama mengandung norma dan nilai dalam prosesnya, hati nurani dan Superego tidak bisa disamakan. Konteks di mana kedua paham itu dipakai sangat berbeda. Hati nurani dipakai dalam konteks etis, sedangkan Superego berperan dalam konteks psikoanalitis. Hati nurani dapat dijadikan pegangan oleh setiap orang karena hati nurani terjadi secara sadar sehingga dapat dipikirkan. Sedangkan superego bisa saja terjadi secara sadar maupun tidak sadar, karena super ego akan melakukan pemenuhan terhadap Id, apabila ego atau perilaku yang dilakukan seseorang sudah dapat diterima oleh Superego.

C. Fenomena Sosial yang Berkaitan Dengan Hati Nurani.
Di jaman yang sangat modern ini banyak sekali fenomena yang berkaitan dengan hati nurani. Apalagi saat ini banyak sekali sosial media yang dapat digunakan untuk berinteraksi satu sama lain, baik untuk berinteraksi dengan orang yang dikenal, maupun tidak dikenal. Media sosial sendiri memiliki akses yang sangat luas, apapun yang kita tulis dapat dengan cepat dibaca dan disebarkan ke publik, oleh karena kemudahan akses dan kebebasan yang ada di sosial media ini banyak orang yang menyalahgunakan kesempatan dengan menuliskan berita-berita hoax, dan juga menyebarkan ujaran kebencian di sosial media. Tetapi saat ini berita hoax dan ujaran kebencian sudah banyak ‘dilawan’ oleh para pengguna sosial media itu sendiri, dikarenakan mereka mengetahui apa pengaruh buruk dari berita hoax dan ujaran kebencian yang ada di sosial media. ANALISIS
Menggunakan hati nurani sangat penting dalam aktifitas bersosial media. Berita hoax ataupun ujaran kebencian saat ini sangat marak, tetapi sebagai makhluk yang mempunyai hati nurani manusia tentu saja dapat menepis dan melawan setiap hoax dan ujaran kebencian di sosial media. Ini dikarenakan manusia mempunyai hati nurani yang bekerja untuk mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk, serta memiliki norma dan nilai yang sudah tertanam di hati nurani, sehingga dapat mempertimbangkan setiap hal yang akan dilakukan, dan dapat merasa menyesal apabila melakukan hal yang tidak sesuai hati nurani dalam hal ini konteksnya adalah menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian.


Sumber: https://www.kompasiana.com/amp/ghusyarahimapramudhitan/id-ego-superego-psikoanalisis-kepribadian-sigmund-freud_552fa1546ea834a8048b4586 https://nabilahandrini.wordpress.com/2016/03/09/antara-hati-nurani-dan-superego/amp/ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FENOMENA PELANGGARAN PRINSIP PROFESIONALISME OLEH PSIKOLOG ATAU ILMUWAN PSIKOLOG 

Nama  : Aurel Virginia Monica Keintjem NPM    : 11519189 KELAS : 1PA07 TUGAS ILMU BUDAYA DASAR FENOMENA PELANGGARAN PRINSIP PROFESIONALISME OLEH PSIKOLOG ATAU ILMUWAN PSIKOLOG  KASUS tirto.id  - Berdasarkan hukum yang berlaku, menurut Otto Hasibuan, psikolog tidak diperbolehkan mengungkap rahasia pengguna layanan psikologinya di depan umum. Karena itulah, pengacara terdakwa Jessica Kumala Wongso itu menyatakan bahwa tindakan saksi ahli psikologi yang menguak rahasia kliennya dalam sidang perkara pembunuhan Wayan Mirna Salihin, merupakan bentuk pelanggaran kode etik. Pernyataan itu diungkapkan Otto Hasibuan dalam sidang lanjutan atas terdakwa Jessica Kumala Wongso dengan agenda pembacaan nota pembelaan. Sebelum ini, terkait pemaparan kondisi psikis Jessica, Otto juga menyebutkan bahwa hasil pemeriksaan psikologis tidak memiliki kesesuaian dan tidak benar. “Psikolog dan ilmuwan psikologi wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut klien atau ...